November 10, 2015
Hay.. Comment allez vous? How are you? Apa kabar? Semoga teman-teman selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. Amin.
Oke.. langsung saja kita membahas postingan kali ini. Yang mana ini
adalah lanjutan dari postingan sebelumnya yang membahas "Menyusun
Laporan Arus Kas Perusahaan Dagang (Metode Tidak Langsung)"
Penjelasan dari metode langsung ini adalah seperti di bawah ini.
Pada dasarnya
metode ini adalah pemeriksaan kembali setiap pos (perkiraan) laporan
laba-rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas diterima atau
dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut. Misalnya, yang berhubungan
dengan penjualan dalam laporan laba-rugi adalah “kas yang diterima dari
pelanggan”, yang berhubungan dengan harga pokok penjualan adalah “kas
yang dibayarkan untuk persediaan”. Untuk menyiapkan bagian aktivitas
operasi dengan metode ini, setiap pos dalam laporan laba-rugi harus
disesuaikan karena pengaruh-pengaruh akrual.
Kedua
metode baik metode langsung dan tidak langsung akan menghasilkan jumlah
yang sama yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh (digunakan
untuk) aktivitas operasi.
Metode
tidak langsung lebih disukai dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan
karena relatif lebih mudah untuk digunakan dan merekonsiliasikan
perbedaan Antara laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas
operasi. Pemakaian laporan keuangan juga banyak yang menyukai metode
langsung karena metode ini melaporkan secara langsung sumber dari arus
kas masuk dan keluar tanpa harus dibingungkan dengan
penyesuaian-penyesuaian dengan laba bersih
gambar 1.7 laporan arus kas metode langsung
Sebelum kita mulai menyusun laporan, mari ingat kembali neraca lajur/kertas kerja dari soal ini.
Dalam penyusunan metode langsung ini, kita masih membutuhkan
laporan laba rugi. Sebenarnya kita tidak terlalu membutuhkan neraca
perbandingan, namun ada beberapa data yang masih digunakan dalam neraca
perbandingan seperti pada aktiva tetap, kewajiban jangka panjang dan
modal/ekuitas.
Silakan mendownload laporan laba rugi atau bisa melihat postingan
sebelumnya yang membaahas cara menyusun laporan laba rugi perusahaan
dagang
Dan akan norma tampilkan neraca perbandingan. Jika kalian sudah
ahli/jago, maka tidak usah membuat neraca perbandingan. Karena neraca
perbandingan hanya untuk memudahkan dalam pembuatan laporan arus kas.
Seperti saat saya mengikuti olimpiade akuntansi dan saat mengerjakan
tahap 3, tidak ada format neraca perbandingan tetapi alhamdulillah saya
masih dapat menyusunnya.
gambar 1.6.1 neraca perbandingan
#Cara menyusun laporan arus kas metode langsung :
1. Sediakan lembar kerja Laporan arus kas
2. Tulis nama perusahaan dan periode perusahaan yang sedang berjalan jika belum tercantum nama perusahaan dan periodenya
3.
Untuk laporan arus kas metode langsung akan dijelaskan pada bagian
aktivitas operasinya saja. Karena pada aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan, isinya sama seperti yang sudah dijelaskan pada cara menyusun
laporan arus kas metode tidak langsung.
4. Langsung
saja kita mulai pembahasannya. Pertama kita harus melihat laporan laba
rugi yang sudah disusun. Aturan mainnya kita akan meringkas isi laporan
laba rugi dari atas sampai bawah.
5.
Yang pertama dari atas laporan laba rugi yaitu mengenai penjualan. Maka
point pertama adalah kas yang diterima dari pelanggan. Cara
menghitungnya ada dua macam.
Cara pertama : (penjualan bersih + pendapatan jasa utama) – kenaikan piutang bersih – beban kerugian piutang
NB: jika yang terjadi penurunan piutang bersih maka akan menambah (+) bukan mengurangi (-).
Langsung saja kita coba hitung bersama :
(Rp 2.733.857.500,00 + Rp 732.000.000) – (Rp 153.570.000,00 – Rp 7.678.500,00) – Rp 7.678.500,00 = Rp 3.312.287.500,00
Cara
kedua : (penjualan bersih + pendapatan jasa utama) + piutang dagang
bersih awal – piutang dagang bersih akhir- beban kerugian piutang
Langsung saja kita coba hitung bersama :
(Rp 2.733.857.500,00 + Rp 732.000.000) + Rp 83.125.000,00 – Rp 229.016.500,00 – Rp 7.678.500,00 = Rp 3.312.287.500,00
6. Point
kedua adalah kas yang dibayarkan ke pemasok. Cara menghitungnya adalah
sebagai berikut : (pembelian bersih – kenaikan utang dagang)
Langsung saja kita coba hitung bersama :
Berhubung
dalam soal PT RANGON belum diketahui pembelian bersih, maka cara
menghitungnya adalah : Harga Pokok Penjualan + Persediaan Akhir –
Persediaan Awal
(Rp 2.135.280.000,00 + Rp 74.800.000,00 – Rp 125.000.000,00) + Rp 92.700.000,00 = Rp 2.177.780.000,00
7. Point
ketiga adalah kas yang dibayarkan kepada karyawan. Cara menghitungnya
adalah sebagai berikut : beban gaji – kenaikan utang gaji + kenaikan
gaji dibayar dimuka (piutang gaji)
Langsung saja coba kita hitung bersama :
Rp 455.000.000,00 +Rp 3.000.000,00 = Rp 458.000.000,00
8. Point
keempat adalah kas yang dibayarkan untuk beban operasi lainnya. Cara
menghitungnya adalah sebagai berikut : beban operasional – kenaikan
utang operasional + kenaikan piutang operasional
Langsung saja kita hitung bersama :
Rp 306.342.500,00 – Rp 24.529.000,00 + Rp 2.912.500,00 = Rp 284.726.000,00
9. Point
kelima adalah kas yang diterima dari pendapatan di luar operasional.
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut : pendapatan – kenaikan
piutang pendapatan.
Langsung saja kita hitung bersama :
Rp 108.470.000,00
NB : Dikarenakan piutang pendapatan tidak ada. Maka itulah hasilnya.
10. Point
keenam adalah kas yang dibayarkan untuk beban di luar operasional. Cara
menghitungnya adalah sebagai berikut : beban di luar operasional
Langsung saja kita hitung bersama :
Dalam
soal PT RANGON di laporan laba rugi terdapat beban di luar operasional
seperti bank charges dan interest expense. Untuk loss on sales plant
assets tidak termasuk untuk dihitung dalam point ini. Karena kerugian
tidak mengeluarkan kas untuk membayarnya. Maka untuk point ini akan
menghasilkan : Rp 26.750.000,00 + Rp 113.100.000,00 = Rp
139.850.000,00
11. Point
ketujuh adalah kas yang dibayarkan untuk pemerintah, dalam hal ini
adalah pembayaran pajak. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
beban pajak – kenaikan utang pajak + kenaikan piutang pajak
Langsung saja kita hitung bersama :
Rp 28.863.440,00 – Rp 9.933.400,00 = Rp 18.930.040,00
12. Point
terakhir adalah kas yang digunakan untuk membeli perlengkapan. Cara
menghitungnya adalah sebagai berikut : pada soal PT RANGON cara
menghitungnya yaitu beban perlengkapan + perlengkapan akhir –
perlengkapan awal
Langsung saja kita hitung bersama :
Rp 7.840.000,00 + Rp 35.000.000,00 – Rp 40.600.000,00 = Rp 2.240.000,00
13. Itulah
cara menghitung masing-masing point dalam aktivitas operasi metode
langsung. Untuk lebih jelasnya bisa melihat gambar 1.7 . dan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan sama dengan langkah yang sudah ditulis
pada cara menyusun laporan arus kas metode tidak langsung.
Hufft..
Gimana? Pusing? Mual? Atau sesak napas. eh.. wkwk.. maafkan norma yang
terlalu lebay.. Ya semoga kalian masih baik-baik saja. Kalau udah
terbiasa kalian akan hapal sendiri kok. Tenang aja. Belanda masih jauh
*eh apa hubungannya. #lupakan
Jangan
lupa untuk selalu meninggalkan jejak di kolom komentar yah.. Mohon maaf
jika banyak kesalahan fakta dan minta kritik dan sarannya karena norma
masih dalam tahap belajar sama seperti teman-teman.
Oh
ya, jika teman-teman ingin mempelajari laporan keuangan pada perusahaan
dagang yang lainnya. Teman-teman bisa langsung mendownload makalah
menyusun laporan keuangan perusahaan dagang di bawah ini
Sekian, dan sampai jumpa di postingan berikutnya :)
Komentar
2 tanggapan untuk "Menyusun Laporan Arus Kas Perusahaan Dagang (Metode Langsung)"
Ika Sovintari pada 13:38, 06-Jan-16
Kak, mau tanya kenapa kalo di arus kas itu kelompok akun hartanya
berbanding terbalik yaa?? Trus gimna cara gampangnya buat nentuin akun
yg masuk ke arus kas itu? Makasih sblmnya
[Hapus]
Postingan ini berasal dari blog lama saya -> http://normayufebriana.mywapblog.com/menyusun-laporan-arus-kas-perusahaan-dag-2.xhtml
. Saya memindahkan semua postingan saya di mywapblog dikarenakan mywapblog akan
ditutup tanggal 25 November 2016.
Komentar
Posting Komentar